You are currently viewing Pendidikan Kepemimpinan Walhi (PKW) 1, Ruang Alternatif Berbagi Pengetahuan

Pendidikan Kepemimpinan Walhi (PKW) 1, Ruang Alternatif Berbagi Pengetahuan

Jumat (28/11/2025) pagi sebelum matahari benar-benar tinggi, sepuluh pemuda yang terdiri dari tiga laki-laki dan sembilan perempuan telah berkumpul di halaman Rumah Gerakan Rakyat WALHI Kalimantan Selatan. Hari itu Pendidikan Kepemimpinan WALHI (PKW) tahap satu akan dilaksanakan selama tiga hari, yakni 28‒30 November 2025 di Desa Bi’ih, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Tim berangkat beriringan menggunakan mobil dan beberapa buah sepeda motor, tertib dan teratur.

Sampai di Bi’ih, rombongan disambut hangat oleh warga, termasuk unsur perangkat desa. Suhartati, Dewan Daerah WALHI Kalsel menyampaikan ucapan selamat datang pada peserta sekaligus mengatakan betapa pentingnya PKW 1 bagi anak muda. “Pendidikan kepemimpinan sangatlah penting untuk regenerasi dan keberlanjutan organisasi di masa mendatang. Di sini, manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya untuk belajar perihal isu-isu lingkungan,” ujarnya.

Raden, selaku Direktur WALHI Kalsel juga senada. Ia menyoroti kerusakan lingkungan yang dihadapi rakyat dan menyebut bencana ekologis adalah akibat kegagalan sistem tata kelola lingkungan. “Kerusakan lingkungan bukan lagi semu, ia nyata. Tambang ilegal marak, hutan dibabat untuk sawit, itu benar-benar ada. Anak muda mesti diberi tahu fakta pahit ini dan semoga bisa melanjutkan perjuangan keadilan ekologi,” ujar Raden penuh harap.

Acara dibuka resmi oleh Kepala Desa Bi’ih, Yusuf Halidi sebelum dilanjutkan proses pembelajaran oleh narasumber yang berkompeten di bidangnya: aktivis dan akademisi.

Selama tiga hari, peserta mempelajari teori dan praktik melalui metode diskusi interaktif. Malam hari, kegiatan diisi dengan pertemuan warga dan di malam kedua kegiatan nonton bareng film The Burning Season (1994) yang mengisahkan perjuangan Chico Mendes, aktivis lingkungan asal Xipuri, Brasil. Kegiatan ini menjadi ruang pertemuan hangat tanpa sekat antara peserta dengan warga desa.

Nisa, salah satu peserta yang berasal dari Kompas Borneo Unlam memberikan tanggapan positif atas kegiatan yang ia ikuti selama tiga hari. “Tentunya merasa senang dan bangga bisa mengikuti pendidikan ini. Saya merasa diterima di PKW 1 ini dan semoga bisa menerapkan apa-apa saja yang saya dapatkan baik untuk diri saya pribadi maupun organisasi,” terangnya.

Minggu siang, materi terakhir dilaksanakan dengan lugas sebelum ditutup dengan sesi makan siang dan foto bersama. Peserta berpamitan dengan warga desa dan sebelum meninggalkan jalanan Bi’ih yang terlihat adalah aktivitas pertambangan di kejauhan‒di seberang bekas lubang galian tambang.

Walhi Kalimantan Selatan

Non-Governmental Organization

Tinggalkan Balasan