You are currently viewing Keterlekatan Perempuan dengan Alam di Desa Datar Ajab
Perempuan peladang di Desa Datar Ajab, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan. Foto : Istimewa

Keterlekatan Perempuan dengan Alam di Desa Datar Ajab

Oleh: Audrey

Jauh di jantung Pegunungan Meratus Kalimantan Selatan, berdiri sebuah desa yang indah bernama Desa Datar Ajab. Desa ini bisa diakses menggunakan sepeda motor dengan melewati hutan lebat, pemandangan pegunungan, sungai yang deras dan tanjakan yang terjal. Di tempat yang tampak terputus dari dunia modern inilah saya menemukan satu hal yang sangat berharga yaitu keterlekatan mendalam antara perempuan dan alam.

Perempuan di Desa Datar Ajab bukan hanya sekadar penghuni wilayah pedalaman, mereka adalah penggerak kehidupan yang terhubung erat dengan siklus alam. Hubungan mereka dengan bumi, air, udara, flora dan fauna bukan sesuatu yang lahir dari konsep ekologis akademis, melainkan dari pengalaman hidup yang diwariskan secara turun-temurun.  Mereka adalah penjaga ekosistem yang tak pernah menyebut dirinya sebagai ‘aktivis lingkungan’, namun perbuatannya jauh lebih radikal dari sekadar kampanye.

Terlihat jelas bagaimana perempuan-perempuan di Desa Datar Ajab memainkan peran kunci dalam menjaga keteraturan alam. Mereka tahu kapan waktunya hutan boleh dibuka untuk ladang, mereka yang tahu tanaman mana yang bisa menyembuhkan dan mana yang bisa menjadi racun. Mereka pula yang menjaga ritus adat, mulai dari upacara menanam padi hingga ritual syukur panen. Semua itu dijalani bukan hanya karena kewajiban, tetapi karena perasaan cinta dan hormat terhadap alam.

Perempuan Datar Ajab mengenal tanah bukan sebagai komoditas, tetapi sebagai ibu yang memberi hidup. Dalam filosofi hidup mereka, alam adalah bagian dari tubuh mereka sendiri. Menyakiti hutan sama dengan menyakiti diri sendiri. Maka itu, tidak heran jika kerusakan lingkungan akibat ekonomi ekstraktif dan kebijakan pembangunan yang eksploitatif bukan hanya dianggap sebagai bencana ekologis, tetapi juga sebagai kekerasan terhadap tubuh dan martabat perempuan.

Sayangnya, dunia luar masih banyak yang memandang relasi ini dengan kacamata sempit. Mereka yang membuat kebijakan, menandatangi izin-izin pertambangan, enggan melihat lebih dalam bagaimana kehidupan perempuan-perempuan di Pegunungan Meratus. Di balik setiap pembukaan hutan, ada seorang ibu yang kehilangan mata air untuk anaknya. Di balik tiap suara alat-alat berat penghancur lapisan tanah, ada hilangnya nyanyian pengantar tidur yang bisa dinyanyikan di ladang. Suara perempuan tenggelam oleh kebisingan pembangunan yang tak mengenal batas dan keseimbangan.

Relasi perempuan dengan alam bukan sesuatu yang bisa digantikan dengan teknologi atau dibayar dengan kompensasi. Ini adalah pengetahuan yang lahir dari pengetahuan lokal, yang dibentuk oleh interaksi lintas generasi dan yang membentuk jati diri. Ketika perempuan Desa Datar Ajab diajak ‘beralih profesi’ menjadi buruh tambang atau perkebunan sawit, itu bukan hanya pergeseran pekerjaan tetapi bentuk penghapusan identitas, perampasan ruang hidup, dan pembungkaman suara perempuan.

Di tengah ketidakadilan ekologis, perempuan di Desa Datar Ajab mengajarkan kita bahwa perlawanan terhadap krisis lingkungan tak selalu harus lantang, kadang ia hadir dalam bentuk perawatan. Merawat benih, merawat tanah, merawat tradisi. Tapi jangan keliru, merawat bukan berarti pasif. Di balik tindakan merawat ada kekuatan politik, ada keberanian untuk memertahankan cara hidup yang selaras dengan alam. Mari berhenti sejenak dan belajar dari perempuan di Desa Datar Ajab. Belajar tentang kesabaran, keberanian, dan keteguhan merawat bumi. Mereka tidak memproklamasikan diri sebagai pejuang iklim, tapi setiap langkah mereka menuju ladang, setiap tangan-tangan yang menanam benih, adalah aksi nyata melawan kehancuran ekologis. Perempuan Desa Datar Ajab telah menunjukkan bahwa hidup selaras dengan alam bukan utopia. Itu nyata, hidup dan berdenyut di tengah Pegunungan Meratus.

Walhi Kalimantan Selatan

Non-Governmental Organization

Tinggalkan Balasan