You are currently viewing Bersepeda Jogja – Tabalong Kampanyekan #SaveMeratus
Yunias Robby Mahasiswa asal Kalimantan Selatan di Yogyakarta akan melakukan perjalanan bersepeda Jogja - Tabalong kampanye #SaveMeratus

Bersepeda Jogja – Tabalong Kampanyekan #SaveMeratus

YOGYAKARTA, 7 Maret 2020 – Satu lagi langkah pasti sebagai upaya mengajak masyarakat agar ikut menyuarakan #SaveMeratus. Kali ini dengan berbekal tekad dan sebuah sepeda kesayangan, pria bernama Yunias Robby mahasiswa asal Kalimantan Selatan yang telah selesai menempuh pendidikan di Yogyakarta merencanakan sebuah perjalanan yang akan dikemas menjadi media pengantar pesan penyelamatan pegunungan Meratus di Kalsel.  Dalam perjalanan Roby juga akan singgah kebeberapa kota dan bertemu utuk berdiskusi dengan komunitas yang juga konsen dalam issu-issu lingkungan,  dimulai dari Jogja, Solo, Madiun, Jombang, Mojokerto, Surabaya, Banjarbaru dan Tabalong.

Pendidikan yang telah ditempuhnya selama masuk perguruan tinggi di kota Gudeg ini, tidak membuatnya lupa dengan situasi kampung halaman. Keresahan yang telah lama terakumulasi dalam batinnya karena melihat eksploitasi sumber daya alam dan perampasan ruang hidup yang masif di Kalsel membuatnya tergetar.

Yunias Robby, pria kelahiran Jaro Kabupaten Tabalong ini mempunyai gagasan mengemas keresahaan menjadi sebuah perjalanan yang menarik. Dengan rute Yogyakarta – Tabalong, pria yang akrab disapa Robby ini membulatkan tekad menempuh perjalanan sejauh 1.021 kilometer berkampanye tentang #SaveMeratus.

Perlawanan terhadap eksploitasi pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan memang banyak mendapat dukungan publik. Beberapa tahun terakhir masyarakat sedang ramai membicarakannya di media. Sebelumnya aksi penolakan terhadap eksploitasi sumber daya alam pegunungan Meratus masif dilakukan. Baik dari kalangan NGO, CSO, Akademisi, Mahasiswa, Pelajar, Pecinta Alam, Komunitas dan individu masyarakat.

Aksi yang dilakukan pun beragam, mulai dari mengheningkan cipta, tanda tangan petisi, istighosah, menulis surat kepada presiden, pentas para seniman hingga aksi protes turun ke jalan. Sudah banyak aksi dilakukan untuk menyelamatkan dan melestarikan pegunungan Meratus. Namun, faktanya masih banyak wilayah yang dibebani perizinan tambang mineral batubara dan sawit. Ada 33 persen beban izin minerba dan 17 persen adalah dibebani izin sawit dari total luas Kalsel 3,7 juta hektar.

Isu #SaveMeratus sendiri tidak serta merta menjadi isu publik seperti yang belakangan terjadi. Diawali Menteri ESDM yang menerbitkan SK Nomor 441.K/30/DJB/2017, tentang penyesuaian tahap kegiatan PKP2B PT. Mantimin Coal Mining (MCM) menjadi tahap kegiatan operasi produksi. Dari sebuah petisi online SK yang mendapat banyak penolakan ini pun akhirnya tersebar.

Setelah melihat besarnya penolakan, WALHI bersama Gerakan Penyelamat Bumi Murakata (GEMBUK) yang juga mendapat dukungan Pemda Hulu Sungai Tengah dimandatkan mengambil langkah hukum dengan menggugat SK tersebut melalui PTUN Jakarta. Sayangnya langkah hukum yang ditempuh dari awal gugatan pada 28 Februari 2018 kandas karena putusan hakim menyatakan Niet Ontvankelijke Verklaard (NO). 14 november 2018 WALHI memutuskan mengajukan banding atas putusan PTUN melalui PTTUN di Jakarta namun kembali kandas karena putusan PTTUN menguatkan putusan sebelumnya.

WALHI kembali mengajukan kasasi pada 15 April 2019 ke Mahkamah Agung. Enam bulan berlalu akhirnya pada 15 Oktober 2019 adalah hadiah untuk gerakan #SaveMeratus yaitu dikabulkannya kasasi melalui putusan yang ditayangkan di website resmi MA. Salinan putusan MA baru dikantongi WALHI pada 28 Februari 2020.

Panjangnya jalan perjuangan dan proses hukum yang dilalui adalah tantangan yang nyata di negeri kita. Konflik agraria dan lingkungan sudah lama terjadi sejak bebasnya peluang investasi masuk ke daerah-daerah dengan segala praktik buruk yang dilakukan. Mulai dari diabaikannya daya dukung dan daya tampung lingkungan, perampasan lahan, hingga diskriminasi masyarakat adat menjadi pola yang sama ketika investasi ekstraktif berbasis ruang itu masuk.

Dari fakta itulah, penting bagi publik luas terlibat dalam berbagai upaya perlindungan kelestarian alam dan lingkungan. Berbagi peran sesuai kapasitas dan keahlian serta profesi merupakan langkah baik dalam menggalang solidaritas antar entitas, baik antar suku, ras, adat, dan budaya. Nilai-nilai sosial dan religi yang kita percaya dalam Pancasila seharusnya bisa menjadi jawaban atas kesenjangan yang terjadi hingga hari ini.

Kesadaran fundamental tidak akan spontan kita dapatakan, melainkan terjadi melalui tindakan kecil yang sesuai dengan kapasitas kita. Setidaknya hari ini kita sadar bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja, mulai dari cuaca sulit diprediksi yang merupakan bagian perubahan iklim hingga bencana ekologis. Sudah saatnya isu lingkungan menjadi penting kita bahas dan diskusikan di berbagai agenda. Karena ini bukan hanya tentang keadilan lingkungan, tetapi keadilan bagi lintas generasi.

Narahubung

WALHI Kalimantan Selatan (0511 5910 540)

WALHI Yogyakarta (Adi: 0821 3823 4694)

Yunias Robby (0895 3590 01706)

walhikalsel

Non-Governmental Organization

Tinggalkan Balasan